Tingginya AKI dan AKB menunjukkan rendahnya status kesehatan ibu dan bayi.
salah satu upaya untuk mengurangi kematian tersebut dengan melakukan program
layanan antenatal terpadu. Parameter yang digunakan untuk menilai program KIA
terdiri dari kunjungan ibu hamil pertama (K1) hingga kunjungan keenam ibu hamil
(K6), cakupan buku KIA, deteksi dini kehamilan beresiko, pesalinan oleh tenaga
kesehatan, pelayanan nifas hingga pelayanan neonatal, bidan merupakan salah satu
tenaga kesehatan yang bertugas melakukan pelayanan ibu dan anak secara
profesional. Tujuan penelitian ini adalah melaksanakan asuhan komprehensif
dimulai sejak masa kehamilan, persalinan, nifas dan sampai bayi lahir hingga masa
neonatus berakhir. Metode penelitian yang digunakan yaitu studi kasus. Hasil
penelitian adalah pada masa kehamilan, klien menjalani pemeriksaan ANC
sebanyak 2x dengan penulis, dan tidak ditemukan kelainan dan masalah berat, pada
masa persalinan klien dilakukan dengan metode section saesarea dikarekan indikasi
preeklampsia, pada masa nifas dilakukan kunjungan nifas sebanyak 4x dan
mendapat asuhan masa nifas sesuai standar pada pasien post SC, sementara asuhan
asuhan pada bayi baru lahir dilakukan kunjungan neonatal sebanyak 3x, bayi
mendapat asuhan BBL sesuai prosedur dan mendapatkan program pemerintah
terbaru yaitu SHK dan Skrinning PJB. Kesimpulan: asuhan kebidanan
komprehensif yang dilakukan pada klien Ny. S dilakukan berdasarkan standar
pelayanan kebidanan dan asuhan sayang ibu. Saran: diharapkan calon bidan dapat
meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan mulai dari masa kehamilan, persalinan
nifas dan BBL, sehingga dapat meningkatkan derajat Kesehatan ibu, meningkatkan
deteksi resiko ibu dan bayi serta menurunkan angka kematian ibu dan bayi.