Latar belakang : Masyarakat Indonesia kurang konsumsi sayur dan buah buahan
sebesar 95,4% menurut RISKESDAS. Konsumsi buah dan sayur untuk hidup
sehat yaitu 150 gram/hari/orang. Selain baik bagi tubuh makanan berserat sangat
bagus untuk kesehatan gigi dan mulut. Secara fisiologi makanan yang berserat dan
padat bisa meningkatkan intensitas pengunyahan. Debris akan menyatu bersama
saliva dan terbentuklah plak, hal ini dikarenakan sisa makanan yang melekat pada
gigi. Mengunyah buah yang berserat dan berair dapat menurunkan indeks debris,
salah satunya adalah buah pir karena dapat memberikan pengaruh positif untuk
kesehatan gigi dan mulut. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
gambaran index debris sebelum dan sesudah konsumsi buah pir pada murid kelas
V SDN Mampang 3. Metode : penelitian ini menggunakan metode deskriptif.
Dilakukan pada murid kelas V di SDN Mampang 3 Kota depok, Jumlah sampel
yang digunakan sebanyak 81 murid dengan teknik total sampling. Jenis data yang
diperoleh pada penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang diperoleh secara
langsung terhadap rongga mulut responden. Hasil: Sebelum mengonsumsi buah
pir didapatkan skor indeks debris baik sebanyak 14 murid (16%), Kriteria indeks
debris sedang sebanyak 43 murid (30,9%), dan kriteria indeks debris buruk
sebanyak 25 murid (53,1%). Sesudah mengonsumsi buah pir didapatkan skor
indeks debris baik sebanyak 46 murid (56,8%), kriteria sedang sebanyak 33 murid
(40,7%), dan buruk sebanyak 2 murid (2,5%). Kesimpulan: Didapatkan hasil
perubahan indeks debris sebelum mengonsumsi buah pir sebanyak 43 murid
(53,1%) dengan kriteria sedang. Sedangkan indeks debris sesudah mengonsumsi
buah pir sebanyak 46 murid (56,8%) dengan kriteria baik.