Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi (TAKS) melalui Kartu Storytelling terhadap Peningkatan Interaksi Sosial Lansia dengan Loneliness
Pendahuluan: Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk berusia >60 tahun
semakin meningkat. Peningkatan jumlah lansia akan mempengaruhi banyak aspek
kehidupan. Salah satunya adalah peningkatan ketergantungan yang disebabkan oleh
kemunduran fisik, mental, dan sosial. Interaksi sosial yang buruk dapat mempengaruhi
kualitas hidup lansia dimana hal tersebut menyebabkan lansia merasa terisolasi sehingga
lansia menjadi suka menyendiri dan memiliki perasaan loneliness. Akibatnya, peran
mereka dalam interaksi sosial di masyarakat dan dalam keluarga akan berubah. Upaya
yang dapat dilakukan peneliti untuk meningkatkan interaksi sosial lansia dengan
loneliness adalah melakukan terapi aktivitas kelompok sosialisasi melalui kartu
storytelling. Tujuan: Untuk melihat bagaimana pengaruh pemberian terapi aktivitas
kelompok sosialisasi melalui kartu storytelling dalam meningkatkan interaksi sosial
lansia dengan loneliness. Metode: Penelitian kuantitatif quasy-eksperimen one-group
pretest-posttest with control group, teknik pengambilan sampel purposive sampling dan
uji statistika t-test dependent dengan sampel penelitian 60 responden, 30 responden untuk
kelompok intervensi dan 30 responden untuk kelompok kontrol. Inklusi responden lansia
berusia >65 tahun, dengan masalah interaksi sosial rendah, dan loneliness berat.
Menggunakan kuisioner interaksi sosial dan kuisioner loneliness scale version 3 dari
university of california los angeles yang dikembangkan oleh Russell tahun 1996. Hasil:
Distribusi usia tertinggi diperoleh dengan rentang usia 65-74 tahun sebanyak 17 orang
(56,7%) pada kelompok intervensi dan pada kelompok kontrol sebanyak 25 orang
(83,3%), dengan jumlah yang sama antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan yaitu
15 orang (50%). Distribusi tingkat pendidikan terakhir tertinggi pada kelompok intervensi diperoleh dari SD 11 orang (36,7%), dan sedangkan pada kelompok kontrol 16 orang
(53,3). Ada perbedaan signifikan skor interaksi sosial dan loneliness pre dan post dengan
didapatkan nilai p-value 0,001 (<0,005). Ada pengaruh pemberian terapi aktivitas
kelompok sosialisasi (TAKS) melalui kartu storytelling terhadap interaksi sosial dan
loneliness dengan nilai p-value 0,001 (<0,005). Kesimpulan: Terapi aktivitas kelompok
sosialisasi melalui kartu storytelling efektif berpengaruh dalam meningkatkan interaksi
sosial dengan loneliness lansia.