Pengaruh Rendam Kaki Garam Himalaya dan Garam Dapur Terhadap Peningkatan Perfusi Perifer dan Kondisi Luka Pada Penderita Ulkus Diabetikum: Studi Komparatif
Angka kejadian ulkus diabetikum di seluruh dunia mencapai sekitar 40-60
juta orang, sedangkan di Indonesia penderita ulkus diabetikum sekitar 15% dan
mengalami peningkatan prevalensi hingga sebanyak 11%. Ulkus diabetikum
disebabkan karena neuropati dan penyakit arteri perifer, selain itu penyakit arteri
perifer juga dapat menghambat terjadinya proses penyembuhan luka ulkus
diabetikum. Akibat dari ulkus diabetikum yang tidak ditangani secara tepat akan
mengakibatkan amputasi bahkan kematian. Hal tersebut dapat dihindari dengan
dilakukan perawatan luka secara tepat sehingga dapat mempercepat proses
penyembuhan luka, tetapi perawatan luka pada ulkus diabetikum membutuhkan
biaya yang cukup besar, hal tersebut akan membuat penderita ataupun keluarga
menjadi tidak rutin untuk melakukan perawatan luka. Upaya alternatif yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan sirkulasi darah serta dapat memperbaiki ulkus
diabetikum, yaitu terapi alternatif rendam kaki air hangat dengan garam. Tujuan
penelitian ini adalah untuk melihat perbandingan pengaruh rendam kaki garam
himalaya dan garam dapur terhadap peningkatan perfusi perifer dan kondisi luka
pada penderita ulkus diabetikum. Desain penelitian yang akan digunakan pada
penelitian ini adalah quasi experiment studi comparative dengan rancangan pretestpostest with control grup. Pada penelitian ini jumlah sampel sebesar 20 responden
untuk garam himalaya dan 20 responden untuk garam dapur. Namun saat penelitian
dilapangan hanya terdapat 32 responden yang sesuai dengan kriteria inklusi, yaitu
16 garam himalaya dan 16 garam dapur. Data analisis yang digunakan dengan uji
T-test Dependent dan didapatkan hasil menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
rendam kaki garam himalaya terhadap tingkat perfusi perifer dan kondisi luka (pvalue 0,000) dan terdapat pengaruh rendam kaki garam dapur terhadap tingkat
perfusi perifer dan kondisi luka (p-value 0,000). Rekomendasi untuk penelitian
selanjutnya perlu dianalisis stadium luka dan aktivitas fisik.