Penerapan Fisioterapi Dada dengan Masalah Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif pada Kasus Pneumonia di RSUP Fatmawati
Pneumonia merupakan salah satu penyakit infeksi yang mengenai saluran pernapasan
bawah dengan tanda dan gejala seperti batuk dan sesak napas yang diakibatkan oleh
adanya agen infeksius seperti virus, bakteri, mycoplasma (fungi), dan aspirasi substansi
asing yang berupa eksudat (cairan) dan konsolidasi (bercak berawan) pada paru-paru.
Organisme yang mencapai paru pun dapat menyebabkan edema atau pembengkakan
paru sehingga paru secara normal akan memproduksi sputum sebagai bagian dari
perlindungan. Sputum akan terus menumpuk pada paru bahkan sampai ke bronkiolus
jika tidak segera dilakukan perawatan. Akibatnya muncul masalah keperawatan
“Bersihan jalan napas tidak efektif”. Di Indonesia, menurut Riskesdas Tahun 2018,
penderita pneumonia segala usia mencapai 2,21%, dengan rincian kelompok usia 44-
64 tahun 2,5%, usia 64-74 tahun 3,0%, dan usia 75 tahun ke atas 2,9%. Berdasarkan
data statistik JKN 2014-2018, pneumonia merupakan salah satu dari sepuluh kasus
rawat inap terbanyak. Terapi non-farmakologi pada klien dengan masalah keperawatan
bersihan jalan napas tidak efektif yaitu fisioterapi dada. Fisioterapi dada adalah suatu
rangkaian tindakan keperawatan yang terdiri atas perkusi (clapping), vibrasi dan
postural drainage pada klien dengan gangguan pernapasan yang bertujuan untuk
membersihkan jalan napas pada klien dengan Pneumonia. Penerapan fisioterapi dada
dapat dilakukan secara teratur 2x24 jam 3 hari selama 10-15 menit. Kesimpulannya,
setelah dilakukan penerapan fisioterapi dada didapatkan klien sudah mampu batuk
efektif secara mandiri, produksi sputum ada 1/2sdm, bunyi ronkhi ada di RLL namun
sudah berkurang, dispnea tidak ada, ortopnea tidak ada, sulit bicara tidak ada, SpO2
normal 97%, RR normal 18x/menit dan pola napas teratur.