Peningkatan Kemampuan Interaksi pada Pasien Isolasi Sosial : Terapi Generalis dan Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi Di PKJN Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor
Isolasi sosial merupakan kondisi kesendirian yang dialami oleh individu dan
dipersepsikan disebabkan oleh orang lain dan sebagai kondisi yang negative dan
mengancam. Kondisi kesendirian tersebut jika tidak segera ditangani, akan
meningkatkan hormon norepinefrin yang membuat klien merasa nyaman dengan
kondisi kesendiriannya yang akhirnya menarik dari terhadap lingkungannya, membuat
nyaman pada dirinya sendiri yang merangsang keluarnya zat halusinogen sehingga
terjadi halusinasi, dimana klien mendengar bisik-bisikkan yang mengajak mengobrol,
sehingga pasien halusinasi berisiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
sampai kematian. Tujuan penelitian ini menjelaskan penerapan terapi generalis dan
terapi aktivitas kelompok sosialisasi pada peningkatan kemampuan interaksi pada
pasien isolasi sosial di PKJN RSMM Bogor. Metode yang digunakan yaitu observasi,
wawancara, dan evaluasi. Pada pelaksanaan terapi aktivitas kelompok sosialisasi sesi 1
– 3 dilakukan di ruang rawat pada sembilan pasien. Hasil analisis uji statistik ditemui :
sesi 1 didapatkan kemampuan verbal (p = 0,014) dan kemampuan non verbal (p =
0,010), sesi 2 didapatkan kemampuan verbal (p = 0,020) dan kemampuan non verbal (p
= 0,391), dan sesi 3 didapatkan kemampuan verbal (p = 0,020), dan kemampuan non
verbal (p = 0,058), sehingga dapat disimpulkan pada penelitian ini ditemukan ada
peningkatan interaksi sosial pada pasien isolasi sosial. Sebagai rekomendasi saat pasien
di rumah sakit dapat menerapkan terapi aktivitas kelompok sesuai program di rumah
sakit dan setelah pasien dirumah/discharge planning dapat mengikuti kegiatan
masyarakat dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar, dan untuk di rumah sakit pasien
dapat menerapkan terapi aktivitas kelompok sesuai program di rumah sakit