Pengembangan Indonesia Covid Management simulator (InCoMes) Berbasis pendekatan sistem hibrid sebagai alat bantu pengambilan kebijakan dan pembelajaran terkait penanganan COVID 19
Dewasa ini, berbagai negara dihadapkan pada tantangan global Triple Burden Disease yang semakin mengemuka, ditandai dngan semakin tingginya angka penyakit menular, semakin meningkatnya penyakit yang tidak menular, serta penyakit yang kembali muncul dan penyakit yang baru, yang menimbulkan efek sistemik pada tingkat global dalam aspek kesehatan, sosial, dan ekonomi. Tantangan ini semakin sulit dengan munculnya penyakit baru Covid-19 yang merupakan bagian dari Corona virus, dimana dideklarasikan WHO sebagai pandemi global (WHO, 2020). Lebih dari 200 negara terjangkit penyakit ini, dengan tren pertumbuhan yang masih meningkat di berbagai negara salah satunya Indonesia dimana terdapat lebih dari 25 ribu kasus terinfeksi yang tercapat berbanding dengan 6 juta kasus infeksi global yang tercatat (Worldodometers, 2020; Covid19, 2020)
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, berbagai negara khususnya Indonesia sudah melakukan berbagai inisiatif untuk menghindari penyebaran penyakit Covid 19 melalui berbagai macam langkah seperti penerapan skrining/testing, pembatasan fisik/sosial melalui penutupan berbagai tempat umum termasuk pembatasan aktifitas publik, dan berbagai intervensi lainnya. Walaupun demikian, masih dibutuhkan pemahaman akan berbagai dampak dari berbagai kebijakan yang sudah dilakukan dan altenatif kebijakan yang berpotensi untuk diterapkan melalui model yang berbasis sistem. Menurut Sterman (2000), seringkali pengambil kebijakan terjebak pada kondisi “policy resistence” dimana kebijakan yang diajukan justru menimbulkan resistensi dan malah memperburuk kondisi, hal ini karena minimnya kesadaran mental dari pengambil kebijakan dan berbagai pemangku kepentingan mengenai efek sistemik dari suatu kebijakan.Pemahaman berbasis sistem ini menjadi penting untuk dikembangkan agar para pemangku kepentingan tidak terjebak pada pola pikir yang reduksionis dimana cenderung untuk mengisolasi suatu kebijakan atau intervensi tanpa melihat dari aspek holistik dan hanya melihat permasalahan dari jangka pendek.