Asuhan Keperawatan pada Tn. S yang Mengalami Gagal Ginjal Kronik (GGK) dengan Hemodialisa di Lantai 7 Ruang Kemuning RSUD Tarakan Jakarta
1. Hasil pengkajian pada Tn. S ditemukan keluhan edema pada kedua
ekstermitas bawah derajat 4 kedalaman 8 mm, lemas, terdapat
hiperpigmentasi pada kulit, terjadi oliguria jumlah urin <400 ml/24 jam,
dan anemia dengan kadar HB 5,5 g/dl HT menurun 22,6% trombositopenia
dengan kadar trombosit 69 103
ul ureum meningkat 90 mg/dl dan kreatinin
meningkat 2,1 mg/dl keluhan yang dirasakan Tn. S sesuai dengan teori.
Adapun keluhan yang tidak sesuai dengan teori yaitu tidak ada nyeri dada,
batuk dengan sputum kental, sesak akibat pericarditis, penurunan kesadaran
dan kejang. Factor penghambat dalam proses pengkajian yaitu belum
optimalnya kemampuan penulis dalam melakukan pengkajian pemeriksaan
fisik sistem perkemihan.
2. Berdasarkan hasil pengkajian yang telah didapatkan, penulis merumuskan
diagnosis keperawatan sesuai dengan referensi dan data yang ada pada
Pasien. Penulis merumuskan 8 diagnosis keperawatan yaitu empat
diagnosis keperawatan diantaranya sesuai dengan teori yaitu penurunan
curah jantung berhubungan dengan perubahan irama jantung, perubahan
pre load dan after load, hipervolemia berhubungan dengan gangguan
mekanisme regulasi, defisit nutrisi berhubungan dengan factor psikologis
(keengganan untuk makan), intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen, kelemahan, dan
anemia. Yang tidak sesuai teori yaitu defisit pengetahuan tentang penyakit
gagal ginjal kronik berhubungan dengan kurang terpapar informasi,
gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan sirkulasi dan
perubahan pigmentasi, risiko perfusi renal tidak efektif dibuktikan
hipertensi, disfungsi ginjal, dan hiperglikemi, dan risiko jatuh dibuktikan
dengan kekuatan otot menurun dan anemia. tidak ada faktor penghambat
yang berarati dalam proses penyusunan diagnosis keperawatan
3. Perencanaan keperawatan yang disusun oleh penulis berdasarkan prioritas
yang mengacu pada standar luaran keperawatan indoneisa, serta intervensi
keperawatan berdasarkan standar intervensi keperawatan Indonesia.
Masalah yang ditemukan pada pasien terdapat tiga diagnosis keperawatan
prioritas yaitu pertama penurunan curah jantung berhubungan dengan
perubahan irama jantung, perubahan pre dan after load perencanaan
keperawatannya yaitu perawatan jantung, kedua yaitu hipervolemia
berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi,nperencanaan
keperawatannya yaitu manajemen hipervolemia dan diagnosis keperawatan
ketiga yaitu defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis
(keengganan untuk makan) perencanaan keperawatannya yaitu manajemen
nutrisi. selama menyusun perencanaan keperawatan penulis tidak
menemukan hambatan dalam menentukan perencanaan keperawatan pada
Tn.S.