Asuhan Keperawatan Pada An. A Dengan Akalasia Di Gedung A Lantai III RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta Pusat
Hasil pengkajian yang telah didapat berasal dari anamnesa kepada orang tua
klien, pemeriksaan fisik, pemeriksaan diagnostik, dan observasi rekam medik
klien. Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan data bahwa klien mengalami
akalasia sejak usia 20 bulan sampai saat ini usia klien 6 tahun. Penyebab dari
akalasia pada kasus An. A tidak diketahui, pada riwayat kehamilan klien lahir
pada cukup bulan, ibu klien mengatakan tidak gangguan dalam kehamilan
klien, anggota keluarga tidak ada yang mengalami penyakit yang dialami oleh
An. A.
Dari hasil pengkajian telah disusun tiga diagnosis keperawatan yang
didapatkan pada kasus An. A dengan Akalasia yaitu gangguan menelan
berhubungan dengan akalasia, defisit nutrisi berhubungan dengan
ketidakmampuan mencerna makanan, risiko aspirasi dibuktikan esofagus
bagian bawah inkompeten. Diagnosis tersebut ditegakkan sesuai dengan
kondisi yang mengacu pada Standar Diagnosis Keperawatan Indonesiaa
(SDKI) (PPNI, 2017).
Intervensi keperawatan yang dirumuskan disesuaikan dengan kondisi dan
kebutuhan klien yang mengacu pada Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia (SIKI). Intervensi dilakukan meliputi intervensi mandiri dan
kolaboratif. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan sesuai dengan
perencanaan yang telah disusun pada tiga diagnosis utama.
Implementasi keperawatan yang dilakukan selama tiga hari telah sesuai
dengan perencanaan yang disusun. Pada tahap implementasi ini terdapat faktor
penghambat yaitu kurangnya rasa percaya klien terhadap perawat yang akan
melakukan tindakan, sehingga tindakan yang diberikan harus dilakukan oleh
keluarga klien. Namun dibalik hambatan yang ada selama proses
implementasi, terdapat faktor pendukung yaitu adanya kerjasama yang baik
dari berbagai pihak seperti keluarga klien dan perawat ruangan, sehingga
memudahkan dalam melakukan implementasi keperawatan pada An. A.
Berdasarkan evaluasi keperawatan terakhir pada Jumat, 8 Desember 2021, dari
diagnosis pertama masalah gangguan menelan teratasi, defisit nutrisi dapat
teratasi, masalah risiko aspirasi tidak menjadi masalah aktual. Pada diagnosis
gangguan menelan, defisit nutrisi dan risiko aspirasi intervensi dilanjutkan di
rumah dan poli gastrohepatologi untuk pemantauan kondisi klien.