Asuhan Keperawatan Pada Ny. P Yang Mengalami Efusi Pleura Sinistra di Ruang Rawat Inap Lavender RSUD Pasar Minggu Jakarta Selatan
1. Pengkajian dilakukan dimulai dengan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan diagnostic. Data yang telah di kumpulkan dari teori
disesuaikan dengan kondisi kesehatan pasien. Pada anamnesis
didapatkan hasil, keluhan sesak, lemas dan batuk. Setelah dilakukan
pemeriksaan tanda tanda vital di dapatkan hasil frekuensi napas 27
x/menit, Saturasi room air 93%, saturasi dengan oksigen nasal kanul 3
lpm 95-96%. Data menurut teori tersebut terdapat kesesuaian dengan
keluhan yang dialami pasien dimana sesak napas yang terjadi akibat
penumpukan cairan dirongga pleura sehingga menurunkan ventilasi
dan mengakibatkan suplai O2 menurun. Sehingga pasien merasakan
sesak. Penurunan suplai O2 dapat menyebabkan O2 tidak sampai ke
jaringan secara adekuat sehingga organ tidak dapat menjalankan
fungsinya dengan baik, seperti dapat mengakibatkan kelemahan pada
ekstremitas. Menurunnya nilai saturasi atau kadar oksigen dalam darah
disebabkan karena penumpukan cairan pleura dan menyebabkan
penurunan ekspansi dada sehingga oksigen dalam darah menurun dan
terjadilah penurunan kadar oksigen dalam darah.
2. Pemeriksaan fisik pernapasan terdapat penggunaan otot bantu
interkostalis eksterna. Saat dipalpasi kulit teraba hangat, tidak ada nyeri
tekan, taktil fremitus paru bagian kiri berkurang dibanding paru sebelah
kanan. Saat diperkusi terdapat bunyi pekak (di interkosta ke 7 ) pada
paru kiri. Hasil pemeriksaan fisik ditemukan kesesuaian dengan teori
yaitu terdapat penggunaan otot bantu pernapasan. Otot bantu pernapasan yang digunakan adalah otot interkostalis eksterna yang
terletak diantara tulang rusuk yang mengangkat tulang rusuk untuk
membantu diafragma mengalirkan udara yang cukup ke paru paru.
Vocal fremitus menurun terjadi karena adanya penumpukan cairan di
pleura yang menyebabkan penurunan ekspansi paru sehingga udara
tidak dapat masuk dan menggetarkan alveoli secara maksimal, getaran
tersebut tidak sampai ke dinding dada dan menyebabkan vokal fremitus
melemah. Suara perkusi redup sampai pekak, Adanya penumpukan
cairan menyebabkan bising ketok redup saat diperkusi. Pemeriksaan
system pencernaan abdomen mendatar, tidak ada nyeri tekan, bising
usus 8x/menit, tidak ada pembesaran hepar. Pasien mengalami mual
tetapi tidak ingin muntah, tidak nafsu makan. Berat badan pasien
menurun. Hasil pemeriksaan fisik ditemukan kesuaian dengan teori
yaitu apabila terjadi penumpukan cairan di rongga pleura maka akan
terjadi penurunan ekspansi paru dan menyebabkan proses ventilasi
menurun sehingga suplai oksigen ke jaringan tidak adekuat dan
mengakibatkan otot-otot di saluran pencernaan melemah dan terjadi
penurunan peristaltic usus sehingga pasien mengalami anoreksia dan
berisiko terjadi deficit nutrisi. Selain itu penggunaan obat tuberkulosis
dapat menyebabkan timbulnya efek samping akibat penggunaan OAT.
Efek samping yang serius adalah hepatotoksik, salah satunya adalah
Rifampisin yang merupakan antibiotik semisintetik mempunyai efek
bakterisid terhadap mikobakteri dan organisme gram positif yang
memiliki efek samping gangguan gastrointestinal (saluran cerna)
seperti rasa panas pada perut, sakit epigastrik, mual, muntah, anoreksia,
kembung, kejang perut dan diare.