Asuhan Keperawatan Pada Tn. B Yang Mengalami Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) Di Ruang Lavender Lantai 6 RSUD Pasar Minggu Jakarta Selatan
1. Pada tahap pengkajian keperawatan, penulis telah mengumpulkan data
melalui anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang dan rekam
medis klien. Pada hasil pengkajian Tn. B didapatkan hasil data yaitu klien
memiliki riwayat penyakit hipertensi, asma dan PPOK. Klien juga riwayat
merokok dalam sehari 2-3 bungkus. Klien mengatakan sesak napas sejak 1
hari SMRS, batuk berdahak sejak 5 hari SMRS, mudah lelah setelah
melakukan aktivitas. RR: 20 x/menit, Saturasi room air: 92%, saturasi
dengan nasal kanul 3 liter/menit 94-95%. Jalan napas terdapat sputum
berwarna putih dengan konsistensi kental, suara napas wheezing.
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan yaitu pemeriksaan foto thorax,
laboratorium, sputum, analisa gas darah. Klien diberikan penatalaksanaan
medis sesuai dengan indikasi penyakit PPOK. Hasil pengkajian pada Tn. B
sesuai dengan teori berdasarkan referensi yang penulis temukan. Sehingga
penulis dapat menyimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara teori
dan kasus.
2. Diagnosis keperawatan yang dirumuskan penulis pada kasus Tn. B
ditemukan adanya kesenjangan antara teori dengan kasus. Menurut
Muttaqin (2014) dan telah disesuaikan dengan SDKI (2017) diagnosis
keperawatan yang ditemukan pada penderita PPOK adalah gangguan
pertukaran gas, bersihan jalan napas tidak efektif, defisit nutrisi, intolerasi
aktivitas, resiko infeksi. Berdasarkan temuan penulis dari hasil pengkajian keperawatan penulis hanya merumuskan dua diagnosis keperawatan yang
sesuai dengan teori yaitu bersihan jalan napas tidak efektif dan intolerasi
aktivitas. Sedangkan 3 diagnosis keperawatan lain pada teori penulis tidak
angkat karena kurangnya data pendukung. Selanjutnya penulis
menambahkan satu diagnosis keperawatan yang tidak sesuai dengan teori
tetapi sesuai keadaan klien yaitu ketidakstabilan kadar glukosa darah.
3. Perencanaan keperawatan yang disusun penulis sudah sesuai dengan acuan
SIKI dan SLKI serta telah disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan klien.
Intervensi diagnosa bersihan jalan napas tidak efektif yaitu monitor pola
nafas, beri posisi fowler, latihan batuk efektif. Kolaborasi pemberian terapi
oksigen, kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat-obatan
mukolitik. Intervensi diagnosa ketidakstabilan kadar glukosa darah yaitu
monitor kadar glukosa darah, kolaborasi dengan dokter dalam pemberian
insulin. Intervensi diagnosa Intoleransi aktivitas yaitu monitor kelelahan
fisik dan emosional, fasilitasi pasien duduk di atas tempat tidur, anjurkan
pasien untuk melakukan aktivitas secara bertahap. Dalam menentukan
perencanaan keperawatan tidak semua intervensi yang ada pada acuan
standar intervensi keperawatan Indonesia dimasukkan karena tidak semua
intervensi dapat dilakukan sehingga disesuaikan dengan keadaan klien.
4. Pelaksanaan keperawatan dilakukan sesuai dengan rencanaan keperawatan
yang sudah disusun. Implementasi diagnosa bersihan jalan napas tidak
efektif: memonitor pola nafas, memberikan posisi fowler, latihan batuk
efektif. Berkolaborasi pemberian terapi oksigen, berkolaborasi dalam
pemberian obat-obatan combivent 4x/hari via inhalasi, pulmicort 2x/hari
via inhalasi, resfar 1x2,5 gr via iv, NAC 3x200 mg via oral. Implementasi
diagnosa ketidakstabilan kadar glukosa darah: memonitor kadar glukosa
darah, berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian insulin lantus 1x12
unit via sc, apidra 3x12 unit via sc. Implementasi diagnosa intoleransi
aktivitas: memonitor kelelahan fisik dan emosional, memfasilitasi pasien duduk di atas tempat tidur, menganjurkan pasien untuk melakukan aktivitas
secara bertahap.
5. Evaluasi keperawatan yang penulis lakukan pada hari terakhir, didapatkan
hasil ketiga diagnosa keperawatan yaitu bersihan jalan napas tidak efektif,
ketidakstabilan kadar glukosa darah, dan intoleransi aktivitas belum dapat
teratasi karena dari kriteria hasil dan tujuan yang telah disusun oleh penulis
dapat disimpulkan belum tercapai. Sehingga perlu dilakukan intervensi
lebih lanjut.