Latar Belakang: Repetitive strain injury (RSI) merupakan istilah umum untuk
cedera pada jaringan lunak tubuh salah satunya tendon yang diakibatkan oleh
Gerakan repetitive. Dalam hal ini adalah menggunakan smartphone dengan durasi
yang lama. Penangan untuk cedera ini dapat berupa farmakologis dan nonfarmakologis atau konservatif dan operatif. Salah satu contoh penanganan
konservatif adalah dengan menggunakan thumb spica splint. Kepatuhan
pemakaian alat menjadi salah satu faktor dalam keberhasilan pemakaian splint.

Tujuan Penelitian: Melihat efektivitas penggunaan thumb spica splint terhadap
derajat nyeri dan pinch strength pada suspek penderita RSI, serta mengetahui
hubungan durasi bermain smartphone terhadap besar derajat nyeri.

Metode Penelitian: Penelitian deskriptif kuantitatif dengan pre-experiment one
group pre-test dan post-test pada 60 Mahasiswa di Jurusan Ortotik Prostetik
Poltekkes Kemenkes Jakarta 1. Penelitian dilakukan dengan melakukan tes fisik
dengan Finkelstein test, pengukuran skala nyeri dengan NRS dan pinch strength
dengan pinch gauge.

Hasil Penelitian: Penelitian terhadap 37 partisipan menunjukkan bahwa adanya
penurunan skala nyeri dan naiknya nilai rerata pinch strength.

Kesimpulan: Thumb spica splint memberikan pengaruh dalam penurunan rerata
skala nyeri dari skala nyeri sedang (5) menurun ke skala nyeri ringan (3) dan
naiknya rerata nilai pinch strength sehingga splint dapat menjadi salah satu
penanganan konservatif.

Saran: Untuk penelitian selanjutnya lebih ditambahkan karakteristik, jenis splint
yang berbeda dan variabel penelitian yang berbeda.

Kepustakaan: 40

Tahun: 1991 - 2020

Kata Kunci: strain injury, traumatic injury, wrist injury, smartphone addiction,
de quervain syndrome, likert scale, thumb spica splint, pinch strength