Trauma pada wajah atau kepala seringkali diikuti oleh trauma pada
gigi. Gigi fraktur dapat secara langsung mempengaruhi kehidupan seseorang karena hal
tersebut menghambat aktifitas rutin sehari-hari. Pada gigi sulung maupun gigi permanen,
trauma paling sering mengenai gigi anterior, terutama gigi insisivus sentral rahang atas.
Perawatan pada gigi anterior yang fraktur tergantung pada level garis fraktur dan tingkat
keparahan gigi yang mengalami kerusakan. Untuk kerusakan yang tidak terlalu parah
dapat dilakukan tindakan penambalan, pembuatan jacket crown, pencabutan, atau
pembuatan gigi tiruan lepasan sebagian. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui gambaran kasus fraktur gigi anterior serta perawatannya pada pasien yang
berkunjung di Poli Gigi Klinik Pratama St Carolus Paseban Jakarta Pusat pada periode
Januari-Desember 2019. Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan
pemilihan sampel menggunakan teknik total sampling sebanyak 55 sampel. Data yang
digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari rekam medis pasien. Hasil: Hasil
penelitian menunjukkan jumlah kasus fraktur gigi anterior yang didapat adalah 43 kasus
(63,2%). Berdasarkan jenis gigi yang fraktur terdapat gigi insisivus 1 rahang atas
permanen 29 kasus (67,4%), insisivus 2 rahang atas 6 kasus (13,9%), gigi insisivus 1
rahang bawah, insisivus 2 rahang bawah dan caninus rahang atas masing-masing 2 kasus
(4,7%), caninus rahang bawah dan insisivus 1 rahang atas sulung masing-masing 1 kasus
(2,3%). Berdasarkan jenis perawatan yang dilakukan pada fraktur gigi anterior didapat
hasil penambalan dilakukan pada 11 kasus (25,6%), pembuatan jacket crown 9 kasus
(20,9%), pencabutan 9 kasus (20,9%), pembuatan gigi tiruan lepasan sebagian 6 kasus
(14%), dan rujukan 8 kasus (18,6%). Kesimpulan: Sebagian besar kasus fraktur gigi
anterior terdapat pada gigi insisivus 1 rahang atas dan penambalan gigi merupakan
perawatan yang paling banyak dilakukan.