Asuhan keperawatan pada Nn. M di rawat inap Gedung Prof Soelarto lantai I RSUP FATMAWATI maka penulis menyimpulkan sesuai dengan proses keperawatan yang meliputi pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan, implementasi keperawatan, dan evaluasi keperawatan.
1. Hasil pengkajian pada Nn.M didapatkan beberapa hasil data yang sesuai dengan teori, namun ada beberapa data yang tidak sesuai dengan teori. Data pada kasus yang sesuai denga teori pada klien spondilitis TB antara lain: kelumpuhan pada ekstermitas bawah, kaku pada bagian tulang belakang, tekanan darah rendah, paraplegia, kekuatan otot menurun, , matirasa pada bagian ekstermitas bawah, nyeri tekan pada bagian bawah payudara dan perur, timpani, kifosis, luka tekan, hasil BTA positif dan peningkatan LED, pemeriksaan penunjang, foto thorax, pemeriksaan torakolumbal, MRI, penatalaksanaan berupa pemberian OAT dan debridement. Data kasus yang tidak sesuai dengan teori antara lain: tidak mampu mengontrol BAK, dan terjadi konstipasi. Cara pengumpulan data diperoleh dengan metode anamnesa, pemeriksaan fisik yang bersumber dari klien, keluarga, rekam medik, perawat ruangan, tenang kesehatan lainnya dan data penunjang. Hasil anamnesa dengan klien penulis tidak menemukan hambatan karena klien dan keluarga cukup koperatif. Pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis dan sesuai prosedur.
2. Berdasarkan data yang telah dikumpulakan, dapat dirumuskan lima diagnosa aktual yaitu gangguan mobilitas fisik, konstipasi, gangguan integritas jaringan, nyeri akut, dan ansietas. Dua diagnosa resiko yaitu resiko infeksi penularan, dan resiko infeksi ditandai dengan kerusakan integritas jaringan. Diagnosa pada teori terdapat enam diagnosa aktual dan tidak ada diagnosa resiko. Diagnosa
prioritas yang sesuai dengan teori yaitu dua diagnosa antara lain: gangguan mobilitas fisik dan gangguan integritas jaringan. Diagnosa yang tidak sesuai dengan dengan teori yaitu satu diagnosa antara lain: konstipasi
3. Pada Nn.M perencanaan keperawatan telah disusun berdasarkan teori dan dibuat sesuai kebutuhan prioritas klien mengenai gangguan mobilitas fisik, konstipasi, gangguan integritas jaringan. Perencanaan pada gangguan mobilitas fisik yaitu identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya , fasilitasi melakukan mobilisasi fisik, anjurkan melakukan ambulasi dini 2 jam sekali. Perencanaan pada konstipasi yaitu identifikasi pengobatan yang berefek pada kondisi gastrointestinal, monitor buang air besar , berikan digital stimulis dalam 1 kali perhari. Perencanaan pada gangguan integritas jaringan yaitu monitor tanda tanda infeksi , ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring, kolaborasi pemberian antibiotik , salep , kutimed , gel saat ganti balutan 2hari sekali.
4. Implementasi keperawatan pada Nn. M telah disusun sesuai dengan teori dan kebutuhan klien. Implementasi yang telah penulis lakukan untuk mengatasi masalah keperawatan yang ada yaitu: melakukan pemeriksaan fisik seperti mengukur tanda-tanda vital seperti tekanan darah, nadi, pernafasan, dan suhu per 8 jam, mengatur posisi pada bagian sakit per 2 jam, fasilitasi melakukan mobilisasi fisik, mengevaluasi keluhan nyeri, lokasi, karakteristik, termasuk intensitas,monitor buang air besar,berikan digital stimulus dalam 1x/hari, Memberikan obat antibiotic salep cutimed gel, kolaborasi pemberian asupan cairan infus NaCl 0,9 % 500 ml/12 jam (14tpm) pada jam 10.00 dan 22.00.
5. Evaluasi keperawatan yang sudah dilakukan adalah evaluasi sumatif dan formatif dengan hasil evaluasi tiga diagnosa utama pada Nn. M belum teratasi karena berdasarkan tujuan dan kriteria hasil tidak sesuai dengan yang sudah ditetapkan dank arena klien harus melangsungkan tindakan operasi.