Penulis menyimpulkan sesuai dengan tahapan yang ada dalam proses keperawatan yang meliputi pengkajian keperawatan, diagnosis keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan, dan evaluasi keperawatan. Asuhan keperawatan pada Ibu S yang mengalami pasca stroke dalam konteks keluarga yang dilakukan selama 3 hari pada tanggal 9 Maret 2020 – 11 Maret 2020 telah sesuai dengan tahapan proses keperawatan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian pada Ibu S mendapatkan hasil data yang sesuai dengan teori. Penulis menyimpulkan bahwa pengkajian penting yang perlu diperhatikan pada pasien stroke dalam konteks keluarga diantaranya dengan metode pengumpulan data melalui wawancara mulai dari data umum keluarga, tahap perkembangan keluarga saat ini, riwayat keluarga inti, kondisi lingkungan yang dapat mempengaruhi, serta fungsi perawatan keluarga dalam bidang kesehatan. Sedangkan pada pengkajian fokus dalam system persyarafan pada pasien stroke yaitu pemeriksaan fisik dilakukan mulai dari pemeriksaan head to toe yang dilakukan dengan teknik inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi beserta pemeriksaan tanda-tanda vital, status mental, pemeriksaan 12 syaraf kranial, dan pemeriksaan fungsi motorik.
2. Diagnosis Keperawatan
Berdasarkan hasil pengumpulan data tersebut, penulis merumuskan diagnosis yang dibandingkan antara teori dan kasus, yaitu defisit
pengetahuan tentang stroke. risiko perfusi perifer tidak efektif, dan gangguan mobilitas fisik. Pada perumusan diagnosis ini memiliki kesenjangan antara teori dan kasus yang ditemukan pada keluarga Ibu S. Pada kasus tidak diangkat masalah keperawatan risiko perfusi serebral tidak efektif dan juga terdapat kesenjangan teori dalam 5 tugas keluarga di bidang kesehatan dengan kasus, yaitu keluarga Ibu S belum mampu menjalankan tugas perkembangan di dalam keluarga usia anak dewasa muda sesuai teori yang dijelaskan oleh (Kholifah & Widagdo, 2016).
3. Perencanaan Keperawatan
Penyusunan intervensi keperawatan disusun berdasarkan kebutuhan klien dan keluarga. Penyusunan perencanaan ini dilakukan dengan bekerja sama dengan Ibu S dan keluarga dengan harapan implementasi dapat dilakukan secara optimal. Pada tahap intervensi ini penulis berfokus untuk memenuhi pengetahuan lebih dalam tentang penyakit stroke pada Ibu S dan keluarga, mencegah kekambuhan pada penyakit stroke pada Ibu S, dan mengatasi masalah gangguan mobilitas fisik pada ibu S dengan cara melatih ROM Intervensi yang disusun disesuaikan dengan teori dan kebutuhan klien dan keluarga.
4. Implementasi Keperawatan
Penulis memperhatikan prinsip-prinsip penatalaksanaan asuhan keperawatan antara lain komunikasi, dinamika dan hubungan internal keluarga, mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki keluarga dan melibatkan peran serta aktif seluruh anggota keluarga, memanfaatkan semaksimal mungkin sumber daya yang ada untuk kepentingan kesehatan selama perawatan di rumah yang terfokus pada memberikan pendidikan kesehatan pada Ibu S dan keluarga tentang penyakit stroke dan penanganannya, menganjurkan keluarga untuk menyediakan lingkungan yang aman dan nyaman pada Ibu S, menganjurkan Ibu S untuk minum obat sesuai resep dokter untuk mengontrol hipertensi, mendemonstrasikan
prosedur dari ROM, menganjurkan Ibu S dan keluarga untuk melatih ROM sesuai yang telah diajarkan.
5. Evaluasi Keperawatan
Asuhan keperawatan dilakukan selama 3 hari dan evaluasi dilakukan pada hari terakhir implementasi keperawatan. Pada diagnosis keperawatan yang penulis ambil semua dapat teratasi dalam 3 kali kunjungan rumah. Namun masih perlu membutuhkan monitoring lebih lanjut dengan melibatkan peran keluarga seperti diagnosis keperawatan resiko perfusi perifer tidak efektif yang masih perlu dipertahankan untuk mengontrol hipertensi pada Ibu S, dan diagnosis gangguan mobilitas fisik yaitu pertahankan untuk melatih ROM sesuai yang telah diajarkan oleh mahasiswa.