Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada Tn. M yang mengalami Acute Disease Decompensated Heart Failure (ADHF) di Gedung A Lantai 6 Kardio RSUPN Cipto Mangunkusumo maka dalam bab ini penulis akan menyimpulkan proses keperawatan yang telah dilakukan, meliputi pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan, implementasi keperawatan dan evaluasi keperawatan, dan memberikan beberapa saran kepada pihak-pihak terkait.
A. Kesimpulan
1. Pengkajian keperawatan diperoleh melalui metode anamnesa, observasi, pemeriksaan fisik, hasil pemeriksaan diagnostik, serta rekam medis pasien. Hasil pengkajian Tn. M sesuai dengan yang ada diteori yaitu Pasien mengatakan sesak, lemas dan cepat lelah saat melakukan aktivitas ringan (seperti duduk dan berjalan), frekuensi nafas 24 x/ menit, TD : 105/58 mmHg, N : 73 x/ menit, bunyi nafas ronkhi di apeks kanan, bunyi jantung S3 gallop (+), kulit pucat, hasil rongten tanggal 09/02/2020 : adanya kardiomegali, hasil EKG tanggal 12/02/2020 : irama sinus rythm dengan infark di inferior, Right Bundle Branch Block (RBBB), dan Right Aksis Deviation (RAD), hasil lab tanggal 11/02/2020 Hb : 9,5 g/dl, eritrosit : 3.62 10x6/ul.
2. Diagnosa keperawatan yang disusun penulis berdasarkan hasil pengkajian pada Tn. M terdapat 4 diagnosa keperawatan utama dari 6 diagnosa yang ditemukan pada tanggal 12 Februari 2020 yaitu Risiko penurunan curah jantung ditandai dengan perubahan kontraktilitas, bersihan jalan nafas berhubungan dengan hipersekresi jalan nafas, intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai oksigen dan kebutuhan oksigen, dan ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan hiperglikemia. Empat diagnosa yang telah disusun penulis sudah sesuai
dengan acuan teori penyusunan diagnosa dalam Standard Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI, 2017).
3. Perencanaan keperawatan yang disusun penulis menggunakan acuan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI, 2018) dengan seluruh diagnosa yang diharapakan dapat terselesaikan dalam 3x24 jam pelaksanaan serta memenuhi tujuan dan kriteria hasil yang telah dirancang. Seluruh rencana tindakan yang disusun telah disesuain dengan kondisi dan kebutuhan pasien.
4. Implementasi keperawatan dilakukan selama 3x24 jam yaitu dari tanggal 12- 14 Februari 2020 yang telah sesuai dengan perencanaan keperawatan yang telah disusun. Implementasi yang telah penulis lakukan untuk mengatasi masalah keperawatan yang ada dengan melakukan pemeriksaan fisik seperti mengukur tanda-tanda vital, mengauskultasi bunyi nafas, bunyi jantung, memonitor sputum (jumlah,warna,bau), mengukur glukosa darah sewaktu, menganjurkan kepatuhan terhadap diit, menganjurkan aktivitas secara bertahap dengan melakukan mika- miki, duduk di sisi tempat tidur, dan berjalan disekitar tempat tidur, dan memberikan terapi obat peroral : amlodipin 1x5 mg, simvastatin 1x20 mg, adalat oros 1x30 mg, fluimucyl 3x200 mg, asam folat 2x 5mg, vit B12 2 x 50mg, laxadin 3 x 15 ml, serta memberikan terapi inhalasi combivent : NaCl = 1:1 ml/24 jam.
5. Evaluasi keperawatan yang dilakukan pada tanggal 15 Februari 2020, dari keempat diagnosa yaitu risiko penurunan curah jantung, bersihan jalan nafas tidak efektif, intoleransi aktivitas, dan ketidakstabilan kadar glukosa darah yang telah dilakukan tindakan keperawatan dalam 3x24 jam belum dapat teratasi, namun beberapa dari kriteria hasil yang telah disusun sebagian sudah tercapai tetapi belum bisa memenuhi kriteria untuk dapat disimpulkan bahwa masalah telah terselesaikan, dan dari kondisi pasien tidak
memungkinkan untuk teratasinya masalah dalam waktu tiga hari, sehingga intervensi dilanjutkan oleh perawat ruangan.