Asuhan Keperawatan pada Ny. R yang mengalami Diabetes Mellitus tipe 2 dengan Ulkus Diabetikum Pedis Bilateral di Ruang Cempaka Bawah RSUP Persahabatan Jakarta Nursing Care of Mrs. R who has type 2 Diabetes Mellitus with Diabetic Ulcer Pedis Bilateral in Cempaka Room Persahabatan Central Public Hospital Jakarta
Berdasarkan tujuan penulisan, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut.
1. Pengkajian keperawatan yang dilakukan dengan metode anamnesa, observasi, pemeriksaan fisik, pemeriksaan diagnostik, rekam medik milik Ny. R ditemukan data yang sesuai dengan teori, yaitu klien mengatakan klien mengatakan sering buang air kecil, merasa haus, kelemahan dan adanya penurunan berat badan. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan adanya ulkus diabetikum derajat 2 pada pedis bilateral. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan Gula Darah Sewaktu, HbA1C, keton urin, glukosa urin dan lemak. Kesenjangan yang ditemukan antara teori dengan hasil pengkajian yaitu klien tidak merasakan tanda dan gejala polifagia, pemeriksaan penunjang Gula Darah Puasa (GDP) dan Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO). Kesimpulan dari pengkajian keperawatan yaitu ditemukan beberapa kesinambungan dan kesenjangan antara teori dengan kasus Ny.R.
2. Berdasarkan hasil pengkajian, penulis merumuskan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan teori yaitu ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan resistensi insulin, defisit nutrisi berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolisme, resiko gangguan sirkulasi spontan yang dibuktikan dengan faktor resiko hipokalemi. Kesimpulan dari diagnosis keperawatan yaitu tidak ditemukan kesenjangan antara teori dengan kasus Ny. R.
3. Perencanaan keperawatan diprioritaskan berdasarkan kegawatdaruratan pada klien, tujuan dan kriteria hasil ditetapkan mengacu pada Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI). Rencana keperawatan disusun mengacu pada Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan klien, maka dari itu tidak semua intervensi dilakukan seperti ajarkan indikasi pentingnya pengujian keton urin karena kurangnya
media pembelajaran dan pengetahuan perawat, monitor keton urin karena sudah dilakukan pemeriksaan tersebut, anjurkan monitor glukosa darah secara mandiri karena keterbatasan alat diruangan, monitor berat badan karena kurangnya fasilitas yang terdapat di ruangan dan ketidakmampuan Ny. R untuk berdiri, hentikan pemberian makan melalui selang nasogastrik jika asupan oral dapat ditoleransi karena klien tidak menggunakan selang nasogastrik selama perawatan, monitor kalsium dan magnesium karena masalah yang terjadi pada Ny. R yaitu elektrolit natrium dan kalium, jelaskan jenis penyebab dan penanganan ketidakseimbangan elektrolit karena kurangnya pengetahuan perawat. Tidak ada modifikasi rencana keperawatan yang dilakukan. Kesimpulan dari perencanaan keperawatan yaitu perencanaan yang ditetapkan berdasarkan dengan kondisi dan kebutuhan Ny. R.
4. Pelaksanaan tindakan keperawatan yang dilakukan sudah sesuai dengan rencana keperwatan yang telah dibuat. Dalam pelaksanaan tidak dilakukan beberapa tindakan seperti mengajarkan klien tentang edukasi seperti pengetahuan dan pengelolaan Diabetes karena kondisi klien yang tidak memungkinkan dan waktu yang terbatas untuk dilakukan edukasi tersebut. Implementasi keperawatan dilakukan selama 3x24 jam, saat pelaksanaan dilakukan kolaborasi dengan perawat ruangan dan teman sejawat yang berbeda shift. Kesimpulannya yaitu pelaksanaan tindakan yang dilakukan berjalan dengan baik, namun tidak semua terlaksana sesuai dengan perencanaan.
5. Evaluasi keperawatan yang dilakukan penulis adalah evaluasi somatif dan formatif. Evaluasi terakhir dilakukan pada tanggal 11 Oktober 2019 jam 06.00. Masalah keperawatan ketidakstabilan kadar glukosa darah belum teratasi, masalah defisit nutrisi sudah teratasi dan masalah resiko ketidakseimbangan elektrolit tidak menjadi aktual.
6. Selama memberikan asuhan keperawatan pada Ny. R dari tanggal 7 Oktober 2019 sampai 10 Oktober 2019 penulis menemukan adanya beberapa hambatan, antara lain:
a. Saat pengkajian tidak melakukan pengkajian psiko-sosio-spritual secara lengkap dikarenakan hanya berpacu pada format pengkajian yang ada, keterbatasan waktu dinas serta menyesuaikan dengan kondisi dan kenyamanan klien, saat melakukan pemeriksaan fisik klien tidak mampu turun dari tempat tidur dan keterbatasan alat yang terdapat diruangan menyebabkan data untuk berat badan terkini tidak didapatkan dan pemeriksaan fisik kekuatan otot sulit untuk menentukan nilai yang tepat karena kurangnya pengetahuan ditambah dengan kondisi ekstremitas bawah Ny.R yang mengalami ulkus diabetikum, tidak dilakukannya pemeriksaan Gula Darah Puasa (GDP) dan Tes toleransi Glukosa Oral (TTGO) pada Ny.R untuk melengkapi data pemeriksaan penujang.
b. Pada perumusan diagnosa keperawatan penulis menenukan adanya hambatan dalam memprioritaskan masalah keperawatan.
c. Dalam menyusun rencana keperawatan kurangnya sumber referensi seperti buku atau literatur yang menjadi acuan spesifik untuk batasan waktu dalam mencapai tujuan dan kriteria hasil.
d. Selama melakukan pelaksanaan keperawatan, tidak dilakukan beberapa tindakan yaitu memberikan edukasi seperti pengetahuan dan pengelolaan Diabetes karena kondisi klien yang mengalami kelemahan, waktu dinas yang terbatas dan banyaknya pasien yang dirawat diruangan.
e. Pada tahap evaluasi, menemukan adanya hambatan.