Asuhan Keperawatan Pada Ny. S dengan Post Seksio Sesaria dan Mengalami Ketuban Pecah Dini (KPD) di Rumah Sakit Marinir Cilandak Jakarta Selatan / Nursing Care Of Mrs. S With Post Sectio Caesarean And Experiencing Premature Rupture Of Membranes (PROM) at Marinir Cilandak South Jakarta Hospital
Ketuban Pecah Dini (KPD) merupakan salah satu indikasi ibu dilakukan operasi sectio caesar. Ketuban pecah dini menimbulkan beberapa masalah bagi ibu maupun janin. Bagi Ibu bisa menyebabkan infeksi intrapartal (saat berlangsung persalinan), infeksi puerparalis (masa nifas), partus yang berlangsung lama, perdarahan post partum, morbiditas dan mortalisas maternal. Pada janin dapat menyebabkan prematuritas, prolapse funiculi (tali pusat mendahului kepala bayi di leher rahim), asfiksia sekunder, hipoksia , sindrom deformitas janin, morbiditas dan mortalitas perinatal (Fadlun & Feryanto,2011)
Dari proses hasil pengakajian dan pengumpulan data Ny. S, penulis mendapatkan hasil melalui rekam medis, tenaga kesehatan tim medis lain, keluarga klien dan klien sendiri serta melalui pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan diagnostik. Ny. S mengalami ketuban pecah dini pada minggu ke 35, tindakan yang dilakukan yaitu pembedahan sectio caesarea. Insisi yang dilakukan yaitu low transverse dimana insisi dilakukan dibawah rahim dengan arah melintang. Untuk masa pemulihan, Ny. S mendapatkan perawatan karena efek prosedur operasi untuk mengobservasi kondisi klien, dan klien diharuskan melakukan ambulasi dini secara bertahap.
Dari gambaran kasus tersebut penulis merumuskan diagnosa keperawatan yang ditemukan pada Ny. S sudah sesuai dengan teori dan keadaan kondisi nyata klien, yaitu Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (prosedur operasi post sectio caesarea), Gangguan mobilitas fisik berhubungan efek agen farmakologis (anestesi) dan nyeri, dan resiko infeksi ditandai dengan efek prosedur invasif. Pada tahap perumusan diagnosa keperawatan, penulis menggunakan Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia tahun 2017 sebagai acuan perumusan masalah yang telah disesuaikan dengan kasus dan teori mengenai post sectio caesarea.
39
40
Pada intervensi keperawatan, penulis menyusun sesuai dengan teori dan asuhan keperawatan dasar dengan rencana tindakan disesuaikan dengan konsisi klien yang mengalami sectio caesarea. Tindakan keperawatan dilakukan dengan observasi, terapeutik, edukasi, dan kolaborasi dengan tenaga medis lainnya. Intervensi priorotas pada diagnosa pertama yaitu observasi karakteristik nyeri, ajarkan TND dan lakukan kompres air hangat sebagai pengganti analgetik. Intervensi prioritas kedua yaitu ambulasi dini secara bertahap dengan membantu miring kanan kiri, duduk, berdiri dan berjalan. Intervensi prioritas diagnosa ketiga yaitu menjaga kebersihan tangan sebelum tindakan, mengobservasi luka operasi, dan menganjurkan kebersihan pada kemaluan.
Dalam pemberian tindakan keperawatan yang dilakukan selama 3x24 jam yang dibantu perawat ruangan dan tenaga medis lainnya. Implementasi dapat dilakukan dengan baik pada setiap rencana keperawatan yang telah dibuat, walaupun terdapat sedikit hambatan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan selama 3 hari. Tidak terjadinya komplikasi yang parah dan klien. Kerja sama tim yang baik antara tenaga kesatan lain membantu penulis dalam melalukan implementasi pada Ny. S
Berdasarkan hasil evaluasi pada hari terakhir, yang diperoleh dari anamnesa, rekam medis, dan tenaga medis lain. Dari 3 diagnosa keperawatan, 3 diagnosa keperawatan sudah teratasi, dilihat dari kriteria hasil yang sudah tercapai yaitu nyeri akut, gangguan mobilitas fisik, dan resiko infeksi. Klien sudah diperbolehkan untuk pulang dan dianjurkan mobilisasi mandiri, kontrol kerumah sakit untuk melepas jahitan setelah 2-3 hari keluar dari RS, memilihi posisi menyusui yang tepat untuk menghindari luka operasi, makan-makanan yang dapat merangsang ASI seperti papaya dan bayam agar nutrisi ASI cukup pada bayi BBLR., lakukan pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan pada bayi seperti (menimbang BB, PB, Lingkar kepala). Lakukan breast care agar ASI banyak keluar, dan konsumsi obat-obatan yang telah di resepkan dokter.