REPOSITORY

Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta I

Asuhan Keperawatan Ny.S Yang Mengalami Paraplegia Inferior di Gedung Gardenia Lantai 5 RSUD Tarakan Jakarta Pusat

1. Pengkajian keperawatan yang dilakukan dengan metode anamnesa,
observasi, pemeriksaan fisik, pemeriksaan diagnostik, rekam medik
milik Ny.S ditemukan data berupa klien mengeluh sulit menggerakkan
kedua kakinya, kaki klien terasa kebas, klien mengeluh nyeri pada
punggungnya, klien mengeluh perutnya membesar dan terasa keras,
klien mengeluh tidak bisa buang air kecil secara spontan, kaki klien
terlihat lemah. Keadaan umum sedang, tingkat kesadaran compos
mentis dengan GCS : 15 (E:4 M:6 V:5), berat badan klien 49 kg,
tinggi badan 145 cm, IMT : 23,3kg/m, tekanan darah 104/70 mmHg,
nadi 84x/menit irama teratur, pernapasan 20x/menit, dan suhu 36°C.
Sakit pada tulang dan sendi, tidak ada fraktur, skala otot ekstremitas
atas 5555, skala otot ekstremitas bawah 0000. Pemeriksaan penunjang
yang dilakukan yaitu pemeriksaan laboratorium. Klien diberikan
penatalaksanaan medis sesuai dengan indikasi penyakit paraplegia.
Hasil pengkajian yang ditemukan pada Ny.S sudah sesuai dengan teori
yang ada.

2. Diagnosis keperawatan pada Ny.S ditemukan adanya kesenjangan
antara teori dengan kasus. Menurut Doengoes (2012) dan telah
disesuaikan dengan SDKI (2016) diagnosis keperawatan yang
ditemukan pada penderita paraplegia adalah kerusakan mobilitas fisik,
resiko tehadap kerusakan integritas kulit, penurunan sensori, retensi
urine, terputusnya jaras spinothalamikus, konstipasi, nyeri,
immobilitas lama, cedera psikis, kurangnya pengetahuan. Berdasarkan
hasil pengkajian, penulis hanya mengambil 3 diagnosis yang sesuai
dengan teori yaitu gangguan mobilitas fisik, retensi urin, dan nyeri
akut. Sedangkan 7 diagnosis lain pada teori penulis tidak angkat
karena kurangnya data pendukung.

3. Perencanaan keperawatan yang disusun berdasarkan kebutuhan pada
Ny.S yang mengalami Paraplegia Inferior Sebagian besar sesuai
dengan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) PPNI (2018)
dan disusun berdasarkan Tindakan yang dilakukan secara mandiri,
kolaborasi, dan edukasi. Intervensi yang disusun berdasarkan
diagnosis yang terdapat pada klien. Intervensi pada diagnosis nyeri
akut yaitu identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri, identifikasi skala nyeri, identifikasi respons nyeri non
verbal, identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri,
berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri.
Intervensi pada diagnosis gangguan mobilitas fisik yaitu identifikasi
gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan, monitor
kelelahan fisik dan emosional, monitor lokasi dan ketidaknyamanan
selama melakukan aktifitas, lakukan latihan rentang gerak pasif/ aktif,
berikan aktivitas distraksi yang menenangkan, anjurkan melakukan
aktivitas secara bertahap, ajarkan strategi koping untuk mengurangi
kelelahan, kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan
asupan makanan. Intervensi pada diagnosis retensi urin yaitu
memasang kateter jelaskan tujuan dan prosedur pemasangan kateter
urin. Dalam menentukan intervensi keperawatan tidak semua
intervensi yang ada pada SIKI dimasukkan karena tidak semua
intervensi dapat dilakukan, sehingga disesuaikan dengan kondisi
klien.

4. Implementasi keperawatan yang dilakukan sudah sesuai dengan
rencana keperawatan yang telah dibuat. Implementasi keperawatan
dilakukan selama 3x24 jam, saat pelaksanaan dilakukan kolaborasi
dengan perawat ruangan dan teman sejawat yang berbeda shift.
Implementasi pada diagnosis gangguan mobilitas fisik yaitu
melakukan latihan rentang gerak pasif/ aktif. Implementasi pada
diagnosis retensi urin yaitu memeriksa kondisi pasien seperti
kesadaran, tanda-tanda vital, daerah perineal, distensi kandung kemih,
inkontinensia urin, refleks berkemih, menjelaskan tujuan dan prosedur
pemasangan kateter. Dan implementasi pada diagnosis nyeri akut
yaitu mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri, mengidentifikasi skala nyeri, memberikan teknik
nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri.

5. Evaluasi keperawatan yang dilakukan penulis adalah evaluasi somatif
dan formatif. Evaluasi terakhir dilakukan pada tanggal 22 Oktober
2021. Masalah gangguan mobilitas fisik belum teratasi, masalah
retensi urin teratasi, masalah nyeri akut teratasi sebagian. Ada 2
diagnosis yang belum teratasi karena dari tujuan dan kriteria hasil
yang telah disusun penulis belum tercapai semua, sehingga perlu
dilakukan intervensi lebih lanjut.
Ketersediaan
LOADING LIST...
Detail Information
Pembimbing / Promotor : Tarwoto
Pengarang : Ellyza Filzah Zildahani
NIM : P17120019012
Jurusan : Keperawatan
Edisi :
No. Panggil : KP.012 ELL a 2022
ISBN/ISSN :
Legalization : 2022-00-00
Subyek : Asuhan Keperawatan
Paraplegia Inferior
Klasifikasi : KP.012 ELL a 2022
Jenis : Tugas Akhir Jurusan Keperawatan
Bahasa : Indonesia
Penerbit : Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Jakarta I : Jakarta.,
Deskripsi Fisik : x,45 hlm.;ilus.;29 cm
Lampiran Berkas :
LOADING LIST...