: Prevalensi penyakit neuromuscular di Indonesia cukup tinggi. Salah
satu masalah yang dialami pasien dengan neuromuscular adalah drop foot. Jointed AFO
adalah salah satu penanganan drop foot dengan komponen orthotic ankle joint. Harga AFO
menjadi tinggi disebabkan oleh tingginya harga ankle joint yang hanya bisa didapatkan dengan
cara import. Prototype orthotic ankle joint lokal berbahan polyurethane dan nylon memiliki
karakteristik serupa dengan golden standard ankle joint. Untuk uji klinis ankle joint salah
satunya dapat dilakukan melalui analisis gaya berjalan. Pengukuran gaya berjalan yang paling
sering digunakan adalah spatio temporal parameters seperti cadence, walking speed, step
length, step width dan lain lain.
Tujuan : Untuk menganalisa step parameters, diperolehnya langkah-langkah
fabrikasi dari prototype orthotic ankle joint lokal berbahan nylon dan diperolehnya perspektif
pasien menggunakan Jointed AFO dengan golden standard ankle joint dan prototype orthotic
ankle joint lokal.
Metode : Menggunakan lintasan berjalan 10 meter, responden memakai
smartwatch yang dihubungkan dengan smartphone sebagai pedometer dan responden
mengisi kuesioner tingkat kepuasan terhadap 3 ankle joint.
Hasil : Prototype orthotic ankle joint lokal dengan bahan polyurethane dan
nylon memiliki hasil yang tidak signifikan terhadap step parameters dan prototype orthotic
ankle joint lokal dengan bahan nylon memiliki nilai kepuasan paling tinggi yaitu 34%.
Kesimpulan : Terdapat persamaan karakteristik pada step parameters antara
prototype orthotic ankle joint lokal berbahan polyurethane dan nylon dengan golden standard
ankle joint dan prototype orthotic ankle joint lokal berbahan nylon memiliki nilai kepuasan paling
tinggi dibanding golden standard ankle joint dan prototype orthotic ankle joint lokal berbahan
polyurethane.
Saran : Menambah jumlah responden dan melanjutkan meneliti dengan
responden sesuai indikasi dari jointed AFO yaitu responden dengan drop foot.