Asuhan Keperawatan pada Tn. M dengan Close Fraktur Collum Femur Sinistra di Gedung Prof. Soelarto Lantai 1 RSUP Fatmawati / Nursing Care for Mr. M with Close Collum Femur Sinistra Fracture in Prof. Building Soelarto 1st Floor Fatmawati General Hospital
Setelah membahas asuhan keperawatan pada Tn. M dengan Close Fraktur Collum Femur Sinistra di Gedung Prof. Soelarto Lantai 1 RSUP Fatmawati mulai dari pengkajian keperawatan, menentukan diagnosis keperawatan , menyusun intervensi keperawatan, melakukan intervensi keperawatan yang sudah disusun, dan mengevaluasi asuhan keperawatan yang telah diberikan, penulis dapat menyimpulkan bahwa:
1. Pengkajian telah dilakukan dengan metode pengumpulan data melalui wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, ditunjang dengan pemeriksaan diagnostik dan rekam medis. Berdasarkan data yang didapatkan dari klien dan keluarga klien masuk rumah sakit dengan riwayat kesehatan saat ini mengalami Close Fraktur Collum Femur Sinistra dibuktikan dengan adanya hasil Rontgen pada tanggal 14 Oktober 2019 dengan hasil kesan . Dengan menerapkan sikap bina hubungan saling percaya maka dapat terjalinnya hubungan saling percaya antar klien, keluarga dengan perawat. Sehingga tidak ditemukan hambatan pada tahap pengkajian.
2. Menurut teori Doenges (2012) mengenai(fraktur) terdapat 7 diagnosis keperawatan yang mungkin muncul. Dari data yang didapatkan dari hasil pengkajian maka diagnosa yang diangkat merupakan 4 diagnosa aktual sesuai dengan kebutuhan dan keadaan klien.Terdapat 2 diagnosa yang sesuai dengan teori, yaitu Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik ( Fraktur), Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan konsentrasi hemoglobin, penurunan aliran arteri dan vena. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan muskuloskeletal, nyeri dan kecemasan. Dan terdapat 1 diagnosa yang
45
tidak sesuai dengan teori, yaitu Diagnosa defisit nutrisi berhubungan dengan peningkatan metabolisme. Diagnosa ini angkat sesuai dengan keadaan serta prioritas kebutuhan klien yang dapat menimbulkan komplikasi lebih lanjut jika tidak segera mendapat penanganan.
3. Pada perencanaan keperawatan yang disusun penulis berfungsi untuk menyelesaikan masalah keperawatan yang ditemukan pada klien dengan untuk diagnosa keperawatan yang diangkat mengacu pada SIKI (2018) dan disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan klien. Tidak semua intervensi dalam teori diterapkan kepada klien karena tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan klien
4. Implementasi keperawatan yang dilakukan telah disesuaikan dengan perencanaan keperawatan yang telah penulis susun. Selama proses pelaksanaan klien dan keluarga sangat kooperatif sehingga memudahkan penulis untuk melakukan Implementasi dari perencanaan yang telah disusun oleh penulis. Namun terdapat intervensi yang tidak dapat diimplementasikan karena dengan optimal sesuai dengan keadaan klien yang kemungkinan belum dapat beradaptasi dengan adanya pemasangan skin traksi pada diagnosa pertama.
5. Evaluasi akhir keperawatan dilakukan pada hari ke 3 pada tanggal 17 Oktober 2019 dengan hasil keempat diagnosa aktual yang diangkat belum teratasi yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (Fraktur), perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan konsentrasi hemoglobin, penurunan arteri dan vena , Defisit nutrisi berhubungan dengan peningkatan metabolisme, dan Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan muskuloskeletal, nyeri dan kecemasan. Pada diagnosa yang belum teratasi tindak lanjut yang sudah dituliskan diserahkan kepada perawat ruangan yang diharapkan dapat membantu memulihkan keadaan klien.